Penjelasan Tentang Metode Pembelajaran Role Playing
Picture : Google
Menjadikan Proses Belajar Mengajar supaya tidak menjenuhkan bagi siswa, banyak hal yang bisa dilakukan oleh guru. Tentu saja guru dari awal harus sudah paham akan materi yang akan disampaikan sehingga guru bisa memilih metode pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Banyak sekali metode pembelajaran yang bisa digunakan, satu diantaranya adalah Role Playing atau yang sering disebut dengan Bermain Peran. Metode ini dapat digunakan tidak hanya dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris saja, dapat juga digunakan pada mata pelajaran yang lain sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
Role Playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang di dalamnya ada tujuan, aturan dan edutainment (Fogg, 2001). Dalam Role Playing, siswa dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain itu, Role Playing seringkali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana pembelajar membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain.
Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankan diri sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, tergantung pada apa yang diperankan. Pada metode pembelajaran Role Playing, titik tekannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indra ke dalam satu situasi permasalahan yang secara nyata dihadapi. Siswa diperlakukan sebagai subjek pembelajaran yang secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada situasi tertentu.
Strategi Role Playing juga dilaksanakan berdasarkan kelompok-kelompok siswa yang heterogen. Masing-masing kelompok memperagakan/menampilkan skenario yang telah dipersiapkan guru. Siswa diberi kebebasan untuk berimprovisasi, namun masih dalam batas-batas skenario dan guru.
Tahap-tahap untuk melakukan metode pembelajaran Role Playing
adalah sebagai berikut:
1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
2. Guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam
waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
3. Guru membentuk kelompok siswa yang masing-masing kelompok
jumlah anggotanya 5 orang.
4. Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
5. Guru memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakukan
skenario yang sudah dipersiapkan.
6. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati
skenario yang sedang diperagakan.
7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar
kerja untuk membahas atau memberi penilaian atas penampilan
masing-masing kelompok.
8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
9. Terakhir, guru memberikan kesimpulan dan evaluasi secara umum.
Keunggulan dalam memilih memilih metode pembelajaran Role Playing
adalah:
1. Menjadikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan sulit
dilupakan oleh siswa.
2. Memberikan kesan yang kuat dalam ingatan siswa.
3. Membangkitkan semangat belajar siswa.
4. Suasa kelas menjadi dinamis karena siswa aktif dalam pembelajaran.
5. Memungkinkan siswa untuk terjun langsung memerankan sesuatu
yang akan dibahas dalam proses pembelajaran.
Kelemahan metode pembelajaran Role Playing:
1. Banyak waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan metode ini.
2. Jika suasana kelas tidak kondusif akan sulit menerapkan metode
Role Playing.
3. Sering ditemukan kesulitan menugaskan peran tertentu pada siswa.
4. Tidak semua mata pelajaran dapat disajikan dengan metode ini.
5. Membutuhkan persiapan yang matang yang akan menghabiskan
waktu dan tenaga.
Itulah Penjelasan Tentang Metode Pembelajaran Role Playing. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan. Semoga bermanfaat.